OSI vs TCP/IP: Standar Jaringan dalam Komunikasi Data

OSI vs TCP/IP: Standar Jaringan dalam Komunikasi Data Perusahaan IOT Indonesia

Ketika kita berbicara tentang switch layer 2 dan switch Ethernet layer 3, kita sebenarnya mengacu pada lapisan model protokol generik—model Open Systems Interconnection (OSI). Model ini umumnya digunakan dalam menjelaskan komunikasi jaringan. Komunikasi data antara jaringan yang berbeda tidak mungkin terjadi jika tidak ada aturan umum untuk mengirim dan menerima paket data. Aturan-aturan ini dikenal sebagai protokol, di antaranya Transmission Control Protocol (TCP)/Internet Protocol (IP) adalah salah satu yang paling banyak digunakan. Model TCP/IP populer digunakan dalam deskripsi jaringan dan lebih tua dari model OSI. Keduanya memiliki banyak lapisan, apa perbedaan di antara keduanya? Sementara OSI adalah model referensi yang menjelaskan fungsi sistem jaringan, TCP/IP adalah rangkaian protokol komunikasi untuk menghubungkan perangkat jaringan ke Internet. Dalam artikel ini, kita akan memahami kedua model ini secara terperinci. Kita akan mempelajari tentang lapisan-lapisan dan perbedaan antara Model OSI vs TCP/IP.
 

Definisi Model OSI (Open Systems Interconnection)

Model OSI (Open Systems Interconnection) mengacu pada model standar yang digunakan untuk menggambarkan aliran informasi dari satu perangkat komputasi ke perangkat lain yang beroperasi dalam lingkungan jaringan. Model ini mendefinisikan serangkaian aturan dan persyaratan untuk komunikasi data dan interoperabilitas antara berbagai perangkat, produk, dan perangkat lunak dalam infrastruktur jaringan. Model OSI dibagi menjadi tujuh lapisan dasar (dari bawah ke atas): Physical, Data Link, Network, Transport, Session, Presentation, dan Application.

Pada tahun 1984, Organisasi Internasional untuk Standardisasi (ISO) menerbitkan kerangka kerja OSI untuk menstandardisasi desain jaringan dan prinsip-prinsip pembuatan peralatan. Hingga OSI muncul, arsitektur jaringan tidak memiliki protokol standar yang diperlukan untuk komunikasi data dan desain infrastruktur yang efektif.

Dengan demikian, administrator jaringan merasa sulit untuk memasang, mengkonfigurasi, dan menyiapkan peralatan baru di jaringan yang ada. Selain itu, mengintegrasikan perangkat tersebut dengan jaringan luar tampak lebih rumit. Dengan hadirnya model referensi OSI, administrator dapat merancang infrastruktur jaringan yang efisien di mana peralatan tersebut mampu berkomunikasi dengan jaringan universal lainnya.
 

Mengapa model OSI penting?

Menetapkan protokol komunikasi standar adalah kunci untuk memformalkan komunikasi lintas jaringan internal dan eksternal seperti cloud atau internet. Standardisasi tersebut memfasilitasi komunikasi yang lebih cepat antara perangkat dan jaringan, terlepas dari lokasi data, tempat pengirimannya, atau tempat penerimaannya. Model OSI memungkinkan produsen peralatan untuk menentukan standar dan protokol mereka sambil tetap menjaga interkonektivitas dengan produsen lain. Selain itu, model OSI adalah kunci untuk memecahkan masalah perangkat jaringan. Ketika unit jaringan gagal, atau aplikasi mati dan tidak dapat berkomunikasi dengan jaringan lainnya, model OSI berguna karena memungkinkan administrator untuk fokus pada lapisan OSI tertentu dan memecahkan masalah komponen yang gagal. Dengan demikian, kerangka kerja OSI konseptual sangat penting untuk merancang, membuat, dan memecahkan masalah teknologi jaringan.
 

Bagaimana Model OSI Memfasilitasi Komunikasi Data?

Mari kita ambil contoh aplikasi email untuk lebih memahami bagaimana data mengalir melalui model OSI. Alurnya, data mengalir dari lapisan 7 ke lapisan 1 di sisi pengirim, sedangkan dari lapisan 1 ke lapisan 7 di sisi penerima.

Saat seseorang mengirim email, email tersebut dikirim ke lapisan presentasi (lapisan 6) dengan bantuan protokol keluar standar (protokol SMTP). Pada lapisan 6, pesan email dikompresi dan diteruskan ke Session Layer (lapisan 5). Session Layer kemudian membangun komunikasi antara pengirim dan server keluar, dengan demikian memulai sesi komunikasi. Session Layer kemudian mengirim pesan ke Transport Layer (lapisan 4), yang melakukan segmentasi data. Pesan yang tersegmentasi selanjutnya dikirim ke Network Layer (lapisan 3), yang memecah segmen menjadi paket data. Paket data ini diteruskan ke Data Link Layer (lapisan 2) di mana paket data selanjutnya dibagi menjadi bingkai. Bingkai-bingkai ini kemudian dikirim ke Physical Layer (lapisan 1) tempat data yang diterima diubah menjadi nol dan satu. Aliran bit ini kemudian dikirim melalui jaringan melalui kabel atau koneksi jaringan.

Saat pesan email mencapai perangkat penerima, proses di atas dibalik, yang berarti aliran data dimulai pada Physical Layer dan berakhir pada Application Layer. Dengan demikian, aliran bit nol dan satu di atas diubah menjadi pesan email asli yang akhirnya tersedia di email penerima. Saat penerima menanggapi utas email ini, proses diulang dengan aliran data yang dimulai dari lapisan 7 hingga lapisan 1. Dengan cara ini, model OSI memfasilitasi komunikasi antara komponen jaringan.
 

Lapisan pada Model OSI dan Fungsinya

7 lapisan model OSI biasanya dilihat dari 7 ke bawah. Jadi masuk akal untuk menjelaskan masing-masing lapisan saat data menuruni hierarki.

  1. Lapisan 7 – Application Layer: Application Layer adalah tempat pengguna berinteraksi dengan data. Ini tidak mencakup semua aplikasi di tepi jaringan. Misalnya, klien email atau aplikasi konferensi video tidak akan disertakan. Sebaliknya, Application Layer mencakup perangkat lunak yang digunakan untuk memungkinkan aplikasi yang menghadap jaringan berfungsi. Fungsi Application Layer mencakup pengoperasian protokol dan alat pemformatan data. Protokol lapisan 7 yang umum mencakup SMTP dan HTTP. Fungsi Application Layer adalah menerima data untuk digunakan perangkat lunak, atau melakukan persiapan sebelum mengirim data ke rantai OSI.

  2. Lapisan 6 – Presentation Layer: Lapisan presentasi memanipulasi data sebelum Application Layer dapat menggunakannya. Lapisan ini "menyajikan" data mentah. Lapisan presentasi mengubahnya dari aliran bit menjadi sesuatu yang dapat didekode dan digunakan oleh aplikasi. Lapisan presentasi penting dalam konteks keamanan. Ini adalah tahap saat data dienkripsi dan dikompresi (atau didekripsi dan didekompresi). Enkripsi data memungkinkan transmisi yang aman. Kompresi memungkinkan jaringan untuk mengirimkan lebih banyak data dengan kecepatan yang lebih tinggi.

  3. Lapisan 5 – Session Layer: Saat data ditransfer dalam jaringan komputer, dua perangkat sepakat untuk membuat "sesi" Session Layer menerapkan aturan yang disepakati tentang bagaimana data akan dikirim dan diautentikasi. Lapisan ini kedaluwarsa saat transmisi selesai. Session Layer bertanggung jawab untuk memulai komunikasi antar perangkat. Session Layer memiliki fungsi keamanan. Sesi harus ditutup dengan cepat dan menyertakan sistem autentikasi untuk mengidentifikasi sumber dan penerima data. Namun, fungsi utama Session Layer adalah memastikan transfer data yang efisien dengan penggunaan sumber daya yang minimal.

  4. Lapisan 4 – Transport Layer: Transport Layer melibatkan pengaturan komunikasi langsung antara perangkat yang terhubung. Lapisan ini juga dapat memecah data, sebuah operasi yang menjangkau seluruh lapisan OSI. Namun, fungsi keseluruhan dari Transport Layer adalah memastikan bahwa data keluar dan masuk dalam kondisi yang sama. Transport Layer mengendalikan aliran data dalam komunikasi ujung ke ujung. Alat menentukan kecepatan yang tepat untuk transmisi data. Hal ini dapat bervariasi tergantung pada kecepatan koneksi yang terlibat. Perangkat dengan koneksi yang lebih cepat dapat membanjiri perangkat dengan kecepatan yang lebih lambat, sehingga menimbulkan masalah kinerja.

  5. Lapisan 3 – Network Layer: Network Layer adalah tempat data sebenarnya dikirim antara perangkat yang terhubung. Hal ini menjadikan Network Layer sebagai area fokus umum bagi teknisi jaringan, dan salah satu simpul terpenting dalam rantai OSI. Peran Network Layer adalah untuk membuat dan memelihara koneksi jaringan yang stabil. Data dibagi menjadi paket-paket yang siap untuk transmisi jaringan. Paket-paket ini kemudian disatukan kembali di ujung penerima transmisi, menyusun kembali data asli.

  6. Lapisan 2 – Data Link Layer: Data Link Layer terkait erat dengan Network Layer tetapi biasanya mengacu pada komunikasi antara perangkat yang terhubung secara lokal. Misalnya, Data Link Layer dapat memodelkan koneksi antara stasiun kerja dan router di tempat. Pada Data Link Layer, data diterima dan dipecah menjadi bingkai. Frame disesuaikan untuk transmisi lokal, dan berinteraksi dengan dua sub lapisan dari Data Link Layer:
    a. Lapisan Media Access Control (MAC) – Lapisan kontrol akses media menghubungkan perangkat lokal terkait dan mengelola laju aliran di seluruh jaringan.
    b. Lapisan Logical Link Control (LLC) – Menyiapkan dasar logis untuk transmisi data lokal.
    Data Link Layer mengatur aliran antara perangkat lokal dengan cara yang sama seperti Network Layer. Oleh karena itu, kedua lapisan tersebut sering dianalisis bersama saat menilai masalah jaringan.

  7. Lapisan 1 – Physical Layer: Physical Layer mencakup semua infrastruktur dan peralatan fisik yang diperlukan untuk mentransfer data. Physical Layer mencakup kabel dan sakelar jaringan, serta tautan frekuensi radio, pengatur tegangan, dan perangkat perutean. Data diubah menjadi aliran bit digital yang terbentuk dari 1 dan 0 di Physical Layer. Bentuk aliran bit ini disetujui oleh dua perangkat sebelum transmisi. Hal ini memungkinkan untuk merekonstruksi data di sisi penerima.
     

 

Definisi Model TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol)

TCP/IP merupakan rangkaian protokol komunikasi yang digunakan untuk menghubungkan perangkat jaringan di internet. TCP/IP juga dapat digunakan dalam pengaturan jaringan pribadi, yang dikenal sebagai intranet. Rangkaian protokol ini merupakan fondasi internet dan menetapkan aturan yang memungkinkan komputer untuk berkomunikasi satu sama lain. Memahami TCP/IP sangat penting untuk memahami cara kerja komunikasi daring dan jaringan.

Transmission Control Protocol (TCP) dan Internet Protocol (IP) merupakan dua protokol inti dalam rangkaian tersebut, dan bersama-sama, keduanya mengelola sebagian besar data yang dikirim melalui internet. TCP/IP sering disebut hanya dengan kedua protokol ini karena keduanya merupakan komponen utamanya, tetapi rangkaian tersebut sebenarnya mencakup lebih banyak protokol yang memfasilitasi fungsionalitas internet.

Kesederhanaan dan kemampuan beradaptasi TCP/IP telah menjadi kunci bagi skalabilitas dan keberlanjutan internet. Perangkat yang mematuhi protokol TCP/IP dapat berkomunikasi satu sama lain terlepas dari perangkat keras, sistem operasi, atau struktur jaringan yang mendasarinya. Kompatibilitas universal inilah yang menjadikan internet sebagai jaringan yang sangat tangguh dan fleksibel.
 

Mengapa TCP/IP penting?

TCP/IP penting karena beberapa alasan:

  1. Dasar Komunikasi Internet: TCP/IP merupakan kumpulan protokol dasar yang memungkinkan perangkat berinteraksi melalui internet. TCP/IP berfungsi sebagai kerangka kerja komunikasi yang digunakan oleh komputer untuk mengirim dan menerima data melalui jaringan di seluruh dunia.

  2. Transfer Data yang Andal: TCP memastikan transfer data yang andal dengan memecah informasi menjadi paket-paket, memantau distribusinya, mengaturnya jika diperlukan, dan mengirim ulang paket-paket yang hilang. Keandalan ini penting untuk tugas-tugas seperti menjelajah web, mengirim email, dan mengunduh berkas.

  3. Manajemen Pengalamatan dan Perutean: IP mengelola tugas-tugas pengalamatan dan perutean, menjamin bahwa paket-paket data diarahkan dengan tepat ke tujuan yang dituju. Hal ini penting agar data dapat bernavigasi melalui berbagai jaringan dan mencapai titik akhir yang dituju.

  4. Standarisasi Universal: TCP/IP merupakan kumpulan protokol yang diakui dan distandarisasi secara universal. TCP/IP memfasilitasi berbagai perangkat dan sistem, terlepas dari asal atau lokasinya, untuk berkomunikasi dengan lancar melalui internet, memelihara lanskap digital yang terhubung dan dapat dioperasikan bersama.
     

 

Bagaimana TCP/IP Berfungsi?

TCP/IP menggunakan sesuatu yang disebut model komunikasi klien-server. Di dalamnya, pengguna atau perangkat (klien) menerima layanan dari komputer lain (server) dalam suatu jaringan. Tujuannya adalah untuk mengirim pesan dari satu perangkat ke perangkat lain tanpa rusak atau terkorupsi tetapi tetap terkirim dengan segera. Seluruh rangkaian protokol menempatkan penekanan paling besar pada penyelesaian tugas utamanya secara akurat. Dan karena seluruh pesan dapat dengan mudah rusak, ia selalu memecahnya menjadi paket-paket data yang telah kita bahas. Sistem ini memastikan bahwa protokol tidak harus mengirim seluruh pesan lagi jika terjadi paket yang rusak atau terkorupsi. Sistem ini bekerja karena setiap paket dapat mengambil jalur yang berbeda untuk sampai ke tujuan, tempat semua paket berkumpul kembali.

TCP/IP juga membagi setiap tugasnya ke dalam lapisan abstraksi yang berbeda, dua diantaranya telah kita sebutkan. Setiap lapisan dalam sistem ini memiliki fungsi yang berbeda, dan data harus melewati semuanya untuk sampai ke tujuannya. Setelah itu, TCP/IP dapat melalui lapisan yang sama secara terbalik untuk menyusun ulang paket dengan benar. Setelah itu, pengguna akan mendapatkan seluruh pesan, sama seperti saat dikirim.

Ini mungkin terdengar rumit dan tidak perlu, tetapi sistem empat lapisan memastikan komunikasi terstandarisasi dan memungkinkan untuk seluruh planet. Dengan demikian, semua perangkat keras dan perangkat lunak dapat berkomunikasi satu sama lain, terlepas dari produsennya atau sistem operasi yang digunakan. Dengan kata lain, mustahil untuk berkomunikasi dengan orang lain dengan baik tanpa standarisasi ini.
 

Lapisan pada Model TCP/IP dan Fungsinya

Sistem empat lapis model TCP/IP terdiri dari empat lapis, yaitu Network access layer, Internet layer, Transport layer, dan Application layer. Setiap lapis memiliki protokolnya sendiri, yang membentuk serangkaian protokol. Setiap lapis juga memiliki fungsinya sendiri yang memungkinkan seluruh sistem ini bekerja dengan baik.

  1. Network Access Layer: Network Access Layer juga dikenal sebagai Data Link Layer, Physical Layer, atau lapisan antarmuka jaringan. Ini adalah lapisan terendah dalam hierarki lapisan TCP/IP. Lapisan ini menangani bagian fisik dari seluruh proses komunikasi. Dengan kata lain, lapisan ini menangani infrastruktur perangkat keras yang memungkinkan komputer berkomunikasi dengan komputer lain. Di dalam komputer, Physical Layer menangani hal-hal seperti kabel ethernet, kartu antarmuka jaringan, jaringan nirkabel, dan driver perangkat. Selain itu, Data Link Layer juga mencakup infrastruktur teknis yang memungkinkan koneksi jaringan. Physical Layer membantu menentukan cara data ditransmisikan secara fisik pada jaringan, tetapi juga bertanggung jawab atas transmisi data antara perangkat yang menjadi bagian dari jaringan tersebut.

  2. Internet Layer: Internet Layer, atau lapisan jaringan, mengendalikan perutean lalu lintas dan memfasilitasi kontrol aliran. Lapisan kedua dalam hierarki TCP/IP memastikan pengiriman data selalu akurat dan cepat. Karena fungsi ini, data selalu mencapai tujuan, terlepas dari rutenya. Amplop antara dua komputer yang mewakili email yang dikirim dan diterima. TCP/IP memastikan bahwa data selalu mencapai tujuannya Lebih jauh, lapisan jaringan juga menangani penyusunan ulang paket setelah mencapai alamat tujuannya.vNamun, jika lalu lintas internet terlalu banyak, lapisan tersebut memerlukan waktu untuk mengirim informasi. Tentu saja, berkat waktu tersebut, kemungkinan kerusakan file menjadi lebih rendah. Lapisan jaringan menangani beberapa protokol, termasuk protokol perutean dan manajemen grup multicast.

  3. Transport Layer: Transport Layer adalah lapisan yang mencakup protokol TCP, tetapi juga berisi Protokol Datagram Pengguna, karena lapisan ini menggantikan TCP pada kesempatan khusus. Meskipun demikian, Protokol Datagram Pengguna biasanya kurang andal karena tidak memastikan bahwa setiap paket data mencapai tujuannya. Itulah tepatnya mengapa TCP merupakan protokol standar dalam lapisan ini. Transport Layer bertanggung jawab untuk menyediakan koneksi data yang andal antar perangkat. Dengan kata lain, Transport Layer menjalankan tugas-tugas berikut:
    a. Membagi data ke dalam paket-paket
    b. Memvalidasi paket yang diterima dari perangkat lain
    c. Memastikan bahwa perangkat lain mengakui paket-paket tersebut
    Hal ini tentu saja merupakan fungsi yang jauh lebih luas karena mencakup berbagai proses lainnya. Misalnya, saat Transport Layer membagi pesan ke dalam paket-paket, lapisan ini juga harus memastikan bahwa paket-paket tersebut sampai di tujuan dalam keadaan utuh, sehingga pesan tetap sama dan tidak rusak.

  4. Application Layer: Application Layer mencakup semua aplikasi yang perlu digunakan untuk mengakses jaringan dan menerima komunikasi. Application Layer penting bagi pengguna karena alasan sederhana bahwa lapisan ini merupakan bagian yang benar-benar dilihat. Dengan kata lain, Application Layer terdiri dari aplikasi seperti aplikasi pengiriman pesan, aplikasi penyimpanan awan, dan layanan email.
    Lapisan ini menjalankan berbagai tugas, seperti:
    a. Mengidentifikasi mitra komunikasi
    b. Menyinkronkan komunikasi
    c. Memungkinkan pengguna untuk masuk ke host jarak jauh
    Lapisan ini mencakup berbagai protokol, termasuk HTTP, FTP, dan SNMP (Simple Network Management Protocol). Secara keseluruhan, berkat Application Layer, aplikasi komunikasi tidak perlu khawatir dengan lapisan lain yang telah kita bahas, dan mereka dapat melakukan pertukaran data yang terstandarisasi.
     

Persamaan antara model OSI dan TCP/IP

Berikut ini adalah persamaan antara model OSI dan TCP/IP:

  1. Berbagi arsitektur yang sama: Kedua model tersebut adalah model logis dan memiliki arsitektur yang serupa karena kedua model tersebut dibangun dengan lapisan-lapisan.

  2. Menetapkan standar: Kedua lapisan tersebut telah menetapkan standar, dan keduanya juga menyediakan kerangka kerja yang digunakan untuk mengimplementasikan standar dan perangkat.

  3. Proses pemecahan masalah yang disederhanakan: Kedua model tersebut telah menyederhanakan proses pemecahan masalah dengan memecah fungsi yang kompleks menjadi komponen-komponen yang lebih sederhana.

  4. Standar yang telah ditetapkan sebelumnya: Standar dan protokol yang telah ditetapkan sebelumnya; model-model ini tidak mendefinisikan ulang keduanya; mereka hanya merujuk atau menggunakannya. Misalnya, standar Ethernet telah ditetapkan oleh IEEE sebelum pengembangan model-model ini; alih-alih menciptakannya kembali, model-model tersebut telah menggunakan standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya ini.

  5. Keduanya memiliki fungsionalitas yang serupa dari lapisan 'transportasi' dan 'jaringan': Fungsi yang dilakukan antara lapisan 'presentasi' dan 'jaringan' serupa dengan fungsi yang dilakukan pada lapisan transportasi.
     

 

Perbedaan antara model OSI dan TCP/IP

Perbedaan terbesar antara kedua model tersebut adalah bahwa model TCP/IP mengelompokkan beberapa fungsi yang dikelompokkan oleh model OSI menjadi satu lapisan. Hal ini berlaku untuk lapisan aplikasi dan akses jaringan pada model TCP/IP, yang berisi beberapa lapisan yang diuraikan dalam model OSI.

Ini merupakan perbedaan yang signifikan karena dapat mempersulit pemecahan masalah atau peningkatan kinerja saat menggunakan model TCP/IP. Misalnya, dengan model OSI, seseorang dapat berfokus secara khusus pada lapisan aplikasi, lapisan presentasi, atau lapisan sesi untuk mengetahui mengapa data tidak keluar seperti yang diharapkan. Sebaliknya, dengan model TCP/IP, fungsi ketiga lapisan ini semuanya digabungkan dalam lapisan aplikasi. Dengan kata lain, sementara seseorang dengan model konteks OSI mungkin berkata, "Ada masalah di lapisan aplikasi," seseorang yang berpikir dalam konteks model TCP/IP mungkin akan bingung, bertanya-tanya, "Baiklah, tetapi bagian mana dari lapisan aplikasi?"
 

Kelebihan dan Kekurangan Setiap Model

Baik model OSI maupun TCP/IP menawarkan kerangka kerja yang mendukung proses kompleks yang terlibat dalam komunikasi jaringan. Akan tetapi, setiap model memiliki serangkaian kelebihan dan kekurangannya sendiri yang memengaruhi penerapannya dalam jaringan dunia nyata.

Model OSI

Kelebihan:

  1. Standarisasi: Penggambaran fungsi model OSI yang jelas ke dalam tujuh lapisan berbeda membantu dalam menstandardisasi fungsi dan protokol jaringan, memfasilitasi interoperabilitas antara berbagai sistem dan teknologi.

  2. Rekayasa Modular: Pendekatan berlapis menyederhanakan desain dan pemecahan masalah jaringan dengan memungkinkan fokus pada lapisan individual, yang dapat dimodifikasi tanpa memengaruhi yang lain.

  3. Fleksibilitas: Model OSI dapat beradaptasi dengan teknologi dan protokol baru, karena tidak terikat pada arsitektur jaringan tertentu.

Kekurangan:

  1. Kompleksitas: Arsitektur tujuh lapisan model OSI dapat lebih kompleks dan abstrak daripada yang diperlukan untuk kebutuhan jaringan praktis.

  2. Kesulitan Implementasi: Karena sifat teoritisnya, model OSI seringkali lebih sulit diimplementasikan secara langsung dibandingkan dengan model TCP/IP, yang lebih selaras dengan protokol jaringan dunia nyata.

Model TCP/IP

Kelebihan:

  1. Kepraktisan: Model TCP/IP didasarkan pada protokol standar yang digunakan di internet, sehingga sangat praktis dan dapat diterapkan secara luas dalam jaringan dunia nyata.

  2. Kesederhanaan: Struktur empat lapisnya secara umum dianggap lebih sederhana dan lebih sederhana daripada tujuh lapis OSI, sehingga memudahkan pemahaman dan implementasi.

  3. Keberadaan di mana-mana: Mengingat perannya sebagai model dasar untuk komunikasi internet, protokol TCP/IP diadopsi secara universal, memastikan kompatibilitas dan dukungan yang luas.

Kekurangan:

  1. Kekakuan: Model TCP/IP terkait erat dengan protokol yang mendasarinya, sehingga kurang dapat beradaptasi dengan teknologi baru yang tidak sesuai dengan strukturnya.

  2. Kurangnya Fungsi Lapisan yang Jelas: Model ini menggabungkan fungsi-fungsi tertentu ke dalam lapisan yang lebih luas, yang dapat mengaburkan pemisahan masalah dan mempersulit isolasi masalah dalam lapisan tertentu.
     

Kesimpulan

Eksplorasi model OSI dan TCP/IP mengungkap kedalaman dan kompleksitas komunikasi jaringan, yang menggarisbawahi peran penting keduanya dalam jalinan komunikasi digital modern. Setiap model menawarkan sudut pandang unik untuk melihat dan memahami berbagai proses yang memungkinkan perangkat terhubung dan berkomunikasi melalui jaringan yang luas.

Kedua model, terlepas dari perbedaannya, sangat diperlukan dalam bidang jaringan. Keduanya tidak hanya memfasilitasi pemahaman yang lebih mendalam tentang operasi jaringan, tetapi juga memberdayakan profesional TI untuk merancang, mengamankan, dan memecahkan masalah jaringan secara lebih efektif.

Artikel Terbaru