Mengenal Model OSI: Fondasi Teoritis Jaringan Komputer

Mengenal Model OSI: Fondasi Teoritis Jaringan Komputer Perusahaan IOT Indonesia

Model OSI (Open Systems Interconnection) menjelaskan bagaimana sistem jaringan berkomunikasi. Model ini merupakan kerangka kerja teoritis untuk memetakan bagaimana aplikasi dan perangkat terhubung dan mengirim data melalui jaringan koneksi. Model OSI disebut sebagai "model referensi" karena jarang digunakan dalam aplikasi praktis. Sebaliknya, model ini sangat membantu dalam menjelaskan protokol dan layanan jaringan. Model OSI paling sering digunakan untuk memahami teori di balik konsep dan elemen komunikasi jaringan. Sebagian orang menggunakannya untuk memecahkan masalah, mempersempit potensi masalah ke lapisan model tertentu. Lapisan OSI memang merupakan hal mendasar bagi Model OSI. Kerangka kerja ini merupakan tumpukan tujuh lapisan, yang masing-masing menjalankan fungsi tertentu, namun bekerja sama untuk mengirimkan data dari satu perangkat jaringan ke perangkat jaringan lainnya. Ketujuh lapisan model OSI memastikan interoperabilitas berbagai perangkat dan teknologi dari berbagai vendor.
 

Sejarah Model OSI

Pada akhir tahun 1970-an, dunia menyadari adanya peningkatan kebutuhan akan standar mengenai cara benda-benda yang terhubung berkomunikasi. Para peneliti dari Prancis, Inggris, dan AS, memulai dua proyek untuk mengembangkan hal tersebut. Kelompok-kelompok ini akan mencoba mengembangkan standar untuk ruang jaringan komputer. Proyek-proyek ini bertujuan untuk menjadi standar bagi jaringan komputer dan interoperabilitas di antara para vendor dan produsen perangkat.

Salah satu tim yang mengerjakan ini adalah International Organization for Standardization (ISO). International Telegraph and Telephone Consultative Committee (CCITT) mengerjakan yang lainnya. Masing-masing badan ini menghasilkan sebuah dokumen yang mencoba untuk menstandardisasi bagaimana protokol jaringan komputer akan terbentuk di masa depan. Tahun 1983 menyaksikan penggabungan kedua dokumen tersebut dan pembentukan The Basic Reference Model for Open Systems Interconnection. Model OSI dimaksudkan untuk menjadi standar industri bagi jaringan komputer dan Internet. Namun, tidak semuanya berjalan sesuai rencana. Ide di balik OSI adalah untuk membuat semua orang di industri tersebut menyetujui standar untuk interoperabilitas di antara para vendor. Saat itu, banyak perangkat dan jaringan memanfaatkan dan mendukung banyak protokol yang berbeda. Banyak perangkat bermunculan, dan banyak yang berbicara dalam bahasa yang berbeda.

Pada tahun-tahun berikutnya, pada tahun 1980-an dan 1990-an, model TCP IP mulai berkembang pesat. Ada banyak perbedaan pendapat tentang apa yang terbaik untuk tujuan tersebut, model OSI atau model TCP/IP. Model OSI tidak pernah mendapat perhatian di antara para vendor. Sementara makalah-makalah ini ditulis, model TCP/IP mengalami kemajuan yang signifikan di antara para vendor. Semakin banyak vendor mulai menerapkan model TCP/IP sebagai sarana untuk interoperabilitas. Model OSI masih digunakan hingga saat ini. Model ini umumnya digunakan sebagai referensi untuk mendeskripsikan protokol jaringan, melatih para profesional TI, dan berinteraksi dengan berbagai arsitektur. Namun, sejak awal, para profesional TI telah berdebat panjang lebar tentang kelebihannya dibandingkan dengan alternatif lainnya.
 

Definisi Model OSI

Model OSI (Open Systems Interconnection Model) adalah kerangka konseptual yang digunakan untuk menjelaskan fungsi sistem jaringan. Model OSI mengkarakterisasi fungsi komputasi ke dalam serangkaian aturan dan persyaratan universal untuk mendukung interoperabilitas antara berbagai produk dan perangkat lunak. Dalam model referensi OSI, komunikasi antara sistem komputasi dibagi menjadi tujuh lapisan abstraksi yang berbeda: Physical, Data Link, Network, Transport, Session, Presentation, dan Application.

Dibuat pada saat komputasi jaringan masih dalam tahap awal, OSI diterbitkan pada tahun 1984 oleh International Organization for Standardization (ISO). Meskipun tidak selalu memetakan secara langsung ke sistem tertentu, Model OSI masih digunakan saat ini sebagai sarana untuk menjelaskan Arsitektur Jaringan. Model OSI dapat disebut bahasa universal untuk jaringan komputer. Model ini didasarkan pada konsep pemisahan sistem komunikasi menjadi tujuh lapisan abstrak yang telah disebutkan, yang masing-masing ditumpuk di atas lapisan sebelumnya.
 

Fungsi Inti Model OSI

Model OSI beroperasi dengan memungkinkan masing-masing dari tujuh lapisannya untuk menjalankan fungsi tertentu sambil mengandalkan layanan yang disediakan oleh lapisan tepat di bawahnya. Berikut merupakan peran dan cara kerjanya:

  1. Enkapsulasi Data: Data dari lapisan aplikasi dienkapsulasi dalam format khusus untuk lapisan tersebut. Saat bergerak turun di Model OSI, setiap lapisan menambahkan header dan mungkin informasi trailernya sendiri ke data.

  2. Transmisi Data: Data, yang sekarang terstruktur menjadi bingkai atau paket, ditransmisikan dari lapisan fisik pengirim melalui media fisik ke lapisan fisik penerima.

  3. Interoperabilitas: Model OSI mempromosikan interoperabilitas dengan menyediakan kerangka kerja umum yang dapat dipatuhi oleh berbagai vendor dan teknologi. Selama perangkat dan perangkat lunak mengikuti spesifikasi Model OSI, mereka dapat berkomunikasi secara efektif, terlepas dari asal-usulnya.

  4. De-enkapsulasi Data: Di sisi penerima, data melewati proses de-enkapsulasi. Setiap lapisan menghapus header dan trailer-nya, sehingga data asli dari lapisan aplikasi tetap ada.

Pada dasarnya, Model OSI membagi komunikasi jaringan menjadi tujuh lapisan, masing-masing dengan tanggung jawab khusus—seperti dijelaskan di bawah—untuk memastikan transmisi data yang efisien dan interoperabilitas. Data melewati lapisan-lapisan ini, menjalani enkapsulasi dan de-enkapsulasi, saat data bergerak dari pengirim ke penerima, sehingga memungkinkan pendekatan terstruktur dan terstandarisasi untuk jaringan.
 

Mengapa OSI Model Penting?

Standarisasi komunikasi lintas jaringan, termasuk jaringan eksternal (misalnya, internet awan), memfasilitasi komunikasi terlepas dari ke mana data dikirim atau dari mana data diterima. Model OSI memungkinkan produsen untuk membuat protokol dan standar peralatan mereka sendiri sekaligus memungkinkan interkonektivitas dengan produsen lain. Manfaat lain dari Model OSI adalah pemecahan masalah yang lebih mudah. ??Ketika komponen jaringan gagal, atau aplikasi tidak berkomunikasi dengan jaringan, Model OSI membantu administrator memecahkan masalah lapisan mana dan pada dasarnya komponen mana yang gagal. Standarisasi teknologi modern memfasilitasi pembangunan, pembuatan, pemecahan masalah, dan perancangan teknologi baru di masa mendatang. 

Relevansi Model OSI dalam jaringan terletak pada kemampuannya untuk berfungsi sebagai kerangka acuan universal. Berikut ini alasannya mengapa model ini penting:

  1. Pendekatan Berlapis: Model ini membagi komunikasi jaringan menjadi beberapa lapisan terpisah, sehingga memudahkan perancangan, pengembangan, pemecahan masalah, dan pemeliharaan protokol serta sistem jaringan.

  2. Standarisasi: Model ini menawarkan cara yang terstandardisasi untuk membahas dan memahami komunikasi jaringan. Standardisasi ini menyederhanakan komunikasi antara berbagai vendor dan teknologi.

  3. Interoperabilitas: Dengan menetapkan batasan dan tanggung jawab yang jelas untuk setiap lapisan, Model OSI mendorong interoperabilitas. Perangkat dan perangkat lunak yang dikembangkan secara independen dapat berkomunikasi secara efektif jika mematuhi spesifikasi model.

  4. Pemecahan Masalah: Saat masalah jaringan muncul, model membantu menentukan lapisan tempat masalah tersebut terjadi. Hal ini membantu administrator dan teknisi jaringan dalam mendiagnosis dan menyelesaikan masalah secara efisien.
     

 

7 lapisan OSI

Model lapisan OSI menggambarkan bagaimana informasi berpindah dari pengirim ke penerima dan kembali lagi. Di bawah ini, kami akan menjelaskan secara singkat setiap lapisan, dari bawah ke atas.

  1. Physical Layer (Lapisan Fisik): Lapisan model OSI pertama menggambarkan koneksi fisik antara perangkat dalam jaringan. Data sinyal listrik, optik, atau elektromagnetik berpindah dari satu perangkat ke perangkat lain melalui infrastruktur fisik yang ditentukan oleh lapisan ini.
    Elemen lapisan fisik model OSI meliputi:
    a. Sistem, komponen, dan perangkat listrik, mekanik, dan fisik
    b. Spesifikasi seperti ukuran kabel, frekuensi sinyal, voltase, dll.
    c. Bagaimana jaringan dikonfigurasi, seperti bus, dengan perangkat yang disusun dalam satu garis dengan banyak pemberhentian, bintang, dengan perangkat pusat yang dikelilingi oleh serangkaian perangkat, cincin dengan perangkat dalam lingkaran yang terhubung, jalinan interkoneksi yang terjalin, dan banyak lagi
    d. Mode komunikasi seperti simpleks satu arah, dupleks penuh dua arah, atau dupleks setengah, dengan pesan yang dikirim bolak-balik, tetapi hanya satu arah pada satu waktu
    e. Kinerja transmisi data, seperti laju bit, mengacu pada seberapa banyak data yang bergerak melalui koneksi pada waktu tertentu, dan sinkronisasi bit untuk menyelaraskan jam setiap perangkat untuk transmisi data yang akurat
    f. Modulasi, pengalihan, dan antarmuka dengan media transmisi fisik
    g. Protokol umum untuk koneksi, termasuk Wi-Fi, Ethernet, dan lainnya
    h. Perangkat keras, termasuk perangkat jaringan, antena, kabel, modem, dan perangkat perantara seperti repeater dan hub

  2. Data Link Layer (Lapisan Tautan Data): Lapisan model OSI kedua menjelaskan transmisi data antara perangkat jaringan. Data dikirim dalam bentuk paket dalam bingkai pola bit atau kode khusus yang menunjukkan awal dan akhir setiap paket. Paket-paket ini bergerak melalui sakelar yang merutekan informasi melalui lapisan fisik dari satu lokasi fisik ke lokasi fisik lainnya.
    Data Link Layer pada OSI memiliki dua sublapisan:
    a. Sublapisan Kontrol Tautan Logis (LLC) mengelola kontrol aliran dan kesalahan untuk memastikan transmisi data yang akurat antara perangkat jaringan.
    b. Sublapisan Kontrol Akses Media (MAC) mengelola akses dan izin untuk mentransmisikan data antara perangkat. Fungsi sublapisan ini adalah untuk mengelola perangkat mana yang mengendalikan saluran, dari waktu ke waktu.

  3. Network Layer (Lapisan Jaringan): Lapisan OSI ketiga mengatur dan mentransmisikan data antara beberapa jaringan. Perangkat keras lapisan jaringan mencakup rute, router jembatan, sakelar 3 lapis, dan protokol seperti Protokol Internet (IPv4) versi 4 dan Protokol Internet versi 6 (IPv6). Lapisan ini merutekan data melalui jalur fisik terpendek atau tercepat, dengan mengatasi kontrol lalu lintas, kemacetan, tautan rusak, prioritas layanan, dan banyak lagi. Lapisan ini menangani logika pengalamatan untuk membedakan antara jaringan sumber dan tujuan. Lapisan ini membagi data menjadi paket-paket untuk dikirim dan kemudian menyusunnya kembali di tempat tujuan.

  4. Transport Layer (Lapisan Transport): Lapisan ini menangani pengiriman dan penyampaian data yang lengkap dan andal dari satu perangkat ke perangkat lain melalui jaringan atau antar jaringan. Protokol lapisan transport umum mencakup Transmission Control Protocol (TCP) untuk transmisi data berorientasi koneksi dan User Datagram Protocol (UDP) untuk transmisi data tanpa koneksi.
    Beberapa fungsi penting dalam lapisan ini meliputi:
    a. Kontrol kesalahan, kontrol aliran, dan kontrol kemacetan adalah cara untuk melacak paket data, memeriksa kesalahan dan duplikasi, lalu mengirim ulang jika terjadi kesalahan atau kegagalan.
    b. Pengalamatan titik layanan memastikan bahwa data dikirimkan ke protokol yang benar, yang diidentifikasi oleh nomor port.
    c. Segmentasi dan penyusunan ulang paket adalah proses untuk membagi data dan mengirimkannya secara berurutan, lalu memeriksanya kembali di tempat tujuan untuk integritas dan keakuratan.

  5. Session Layer (Lapisan Sesi): Lapisan Model OSI ini berkaitan dengan pengelolaan tautan sesi antara perangkat jaringan dengan awal dan akhir tertentu. Fungsi-fungsi penting meliputi pembuatan tautan untuk memulai sesi, mengautentikasi pengirim dan penerima, mengotorisasi komunikasi antara perangkat dan aplikasi, memelihara sesi, dan mengakhiri koneksi, yang merupakan fungsi-fungsi utama. Jenis sesi yang umum adalah ketika pengguna internet mengunjungi dan menjelajahi situs web untuk jangka waktu tertentu. Konsep penting dalam lapisan ini adalah sinkronisasi, di mana titik-titik pemeriksaan selama sesi memastikan aliran data terkoordinasi yang bebas dari gangguan yang tidak direncanakan atau kehilangan data.
    Protokol lapisan sesi OSI yang umum meliputi:
    a. Remote procedure call protocol (RPC)
    b. Point-to-Point Tunneling Protocol (PPTP)
    c. Session Control Protocol (SCP)
    d. Session Description Protocol (SDP)

  6. Presentation Layer (Lapisan Presentasi): Data mengalir sebagai paket kode, seringkali dienkripsi, melalui jaringan. Menyajikannya dalam format yang bermanfaat merupakan fokus lapisan model OSI keenam.
    Lapisan presentasi menangani:
    a. Konversi data
    b. Penerjemahan kode karakter
    c. Kompresi data
    d. Enkripsi dan dekripsi
    Untuk mengirim teks melalui jaringan, karakter alfabet dikonversi melalui sistem pengodean karakter, seperti American Standard Code for Information Interchange (ASCII) atau Extended Binary Coded Decimal Interchange Code (EBCDIC) yang kemudian dienkripsi dan dikompresi serta dikirim melalui jaringan. Di sisi penerima, prosesnya terbalik. Berbagai jenis data diterjemahkan ke dalam kode format yang berbeda.

  7. Application Layer (Lapisan Aplikasi): Lapisan teratas dari model lapisan OSI 7 adalah lapisan aplikasi. Lapisan ini adalah cara aplikasi pengguna, seperti situs web, browser, email, pesan instan, transfer file, atau voice-over IP, berinteraksi dengan jaringan. Contoh, anggap saja sebagai jendela untuk mengakses jaringan guna mengirim atau menampilkan data, yang dapat berupa apa saja mulai dari gambar, semisal kucing peliharaan hingga basis data statistik hingga pesan suara. Lapisan ini memfasilitasi permintaan jaringan, menentukan ketersediaan sumber daya, menyinkronkan komunikasi, dan mengelola persyaratan jaringan khusus aplikasi. Lapisan aplikasi juga mengidentifikasi kendala pada tingkat aplikasi, seperti yang terkait dengan autentikasi, privasi, kualitas layanan, perangkat jaringan, dan sintaksis data.
    Protokol lapisan aplikasi OSI yang umum meliputi:
    a. File Transfer Protocol (FTP)
    b. Simple Mail Transfer Protocol (SMTP)
    c. Domain Name System (DNS)
     

 

Menguraikan Model OSI

Jika melihat Model OSI, perhatikan bahwa tujuh lapisan tersebut dikelompokkan lagi menjadi tiga lapisan yang lebih tinggi. Pengelompokan ini memungkinkan kita untuk secara umum merujuk pada fungsi model OSI — perangkat lunak, Inti OSI, perangkat keras — tanpa membahas fungsi spesifik setiap lapisan.

  1. Lapisan perangkat lunak: Lapisan Aplikasi, Presentasi, dan Sesi (lapisan 7, 6, dan 5) secara kolektif disebut sebagai Lapisan Perangkat Lunak model tersebut. Di sinilah semua aktivitas transmisi yang terkait dengan aplikasi perangkat lunak terjadi, termasuk:
    a. Sistem operasi (OS)
    b. Utilitas seperti peramban web, layanan, aplikasi yang ditulis khusus, dll.

  2. Inti OSI: Lapisan Transport (lapisan 4) juga disebut sebagai Inti OSI. Ini adalah lapisan tempat terjadinya transmisi aktual antara berbagai sistem.

  3. Lapisan perangkat keras: Lapisan Jaringan, Tautan Data, dan Fisik (lapisan 3, 2, dan 1) secara kolektif disebut sebagai Lapisan Perangkat Keras model tersebut. Ini adalah perjalanan yang ditempuh data melalui komponen fisik pada setiap sistem saat diproses.
     

 

Cara Data Ditransmisikan Dalam Model OSI

Perhatikan bahwa Model OSI bersifat dua arah. Model ini digunakan oleh pengirim dan penerima data, dan kedua belah pihak berganti peran selama proses transmisi.

  1. Sebagai contoh, saat peramban meminta URL untuk artikel ini, peramban tersebut membuat permintaan terlebih dahulu di Lapisan Aplikasi (Lapisan 7). Data yang diminta (URL dan informasi transmisi) dimodifikasi dan berjalan menuruni tumpukan Model OSI hingga diterima di Lapisan Fisik (Lapisan 1) tempat server web menerima permintaan.

  2. Di Lapisan 1, server memproses permintaan, mengambil kode HTML dan informasi transmisi, dan mengirimkan artikel kembali ke pengirim. Data yang dikembalikan dimulai di Lapisan Fisik (Lapisan 1) dan artikel tersebut dikirimkan dan dimodifikasi kembali melalui model OSI hingga tiba di peramban (Lapisan Aplikasi, Lapisan 7) tempat membacanya saat ini.

  3. Karena modelnya bersifat dua arah, kedua belah pihak - peramban dan server Web - berfungsi sebagai pengirim dan penerima:
    a. Peramban mengirimkan permintaan URL dan menerima konten halaman Web.
    b. Server website menerima permintaan URL dan mengirimkan konten halaman Web.

Kerangka kerja transfer data ini dapat dimodelkan dan digunakan oleh hampir semua sistem komputer di jaringan internal dan di cloud/internet. Dan begitulah Model OSI mendefinisikan cara data ditransfer.
 

Keunggulan Model OSI

  1. Kerangka Kerja Terstandarisasi: Standar terbuka seperti ini menghasilkan interoperabilitas dan kompatibilitas, yang sangat penting bagi perangkat yang terhubung secara global. Standar ini menciptakan desain yang sederhana dan mudah untuk memecahkan masalah jaringan yang kompleks dengan mendefinisikan peran khusus secara ketat untuk masing-masing dari tujuh lapisannya. Struktur berlapis juga mendukung evolusi teknologi karena pengembang dapat bekerja secara independen pada masing-masing lapisan tanpa merusak seluruh sistem.

  2. Memudahkan Pemecahan Masalah: Model OSI telah digunakan untuk membantu para IT memecahkan masalah jaringan dan masalah, dengan mudah dan selama bertahun-tahun. Hal ini memudahkan untuk menemukan masalah, karena seseorang dapat menentukan di lapisan mana masalah tersebut terjadi. Misalnya, jika data tidak terkirim ke tujuannya, dan dapat mendekati lapisan demi lapisan untuk mengidentifikasi titik kegagalan. Metodologi semacam itu membuat pemecahan masalah menjadi efisien dan menyederhanakan skenario kesalahan, yang merupakan bantuan penting bagi admin jaringan.

  3. Mendorong Modularitas: Struktur modular model OSI adalah salah satu kekuatan utamanya. Pengguna dapat mengatur lapisan yang bekerja secara independen satu sama lain, melakukan tugasnya tanpa berinteraksi dengan orang lain. Hal ini memungkinkan teknisi jaringan untuk menambah atau meningkatkan lapisan individual tanpa perlu mengubah keseluruhan sistem. Selain kemudahan ini, model ini menawarkan fleksibilitas lebih dalam mengintegrasikan teknologi terkini, yang memungkinkan jaringan untuk beradaptasi dengan kemajuan protokol komunikasi mendatang.

  4. Pengembangan Protokol Didorong: Banyak protokol modern didasarkan pada model OSI. Skemanya memungkinkan komunikasi terstruktur melalui jaringan, dan menyediakan templat yang kuat untuk protokol dan aplikasi baru. Mengikuti model OSI menjunjung tinggi inovasi pengembang yang saling beroperasi dengan sistem yang sudah ada sebelumnya. Popularitas ini mencerminkan signifikansinya yang abadi dalam bidang jaringan, bahkan jika bagian tertentu dari model tersebut telah berkembang selama beberapa waktu.

  5. Memfasilitasi Pembelajaran: Sebagai alat pengajaran bagi mahasiswa dan profesional baru yang memasuki bidang jaringan, model OSI sangat efektif untuk tujuan pendidikan. Arsitektur berlapis membuat peran fungsi jaringan menjadi jelas dan mudah dikaitkan dengan yang lain; dari koneksi fisik dasar hingga proses aplikasi abstrak di bagian atas. Pendekatan ini memudahkan peserta didik untuk mencerna elemen-elemen penting, dan sebaliknya menjadi akrab dengan dasar-dasar penting sebelum beralih ke materi pelajaran yang lebih kompleks dalam studi sistem komunikasi.
     

 

Kekurangan Model OSI

  1. Sifat Teoritis: Karena model OSI pada dasarnya merupakan konstruksi teoritis, hal ini dapat menimbulkan kesulitan dalam cara kita menggunakannya dalam praktik. Model ini juga tidak mendefinisikan bagaimana seharusnya implementasi, berbeda dengan protokol jaringan nyata, seperti TCP/IP. Konsep abstrak ini sulit dipahami dan mungkin kurang dapat diterapkan jika diperlukan solusi konkret. Akibatnya, praktisi cenderung lebih menyukai model pragmatis yang berfokus pada kendala implementasi.

  2. Adopsi Terbatas di Dunia Nyata: Model OSI adalah standar yang paling populer, tetapi tidak praktis dalam dunia jaringan. Sebagian besar industri sebenarnya menggunakan rangkaian protokol yang lebih sederhana dan lebih efisien seperti TCP/IP untuk aplikasi dunia nyata. Sementara dasar teoritis penting untuk kerangka kerja pemodelan apa pun, kurangnya korelasi dengan praktik berarti bahwa model OSI hanya menawarkan sedikit hal selain referensi untuk interaksi tingkat sistem, dan hampir tidak ada hal untuk proses jaringan operasional.

  3. Kompleksitas Lapisan: Arsitektur tujuh lapisan model OSI, meskipun sangat metodis, dapat menjadi terlalu rumit untuk beberapa kasus penggunaan. Untuk jaringan yang lebih kecil, atau sistem yang kurang kompleks, tingkat ketelitian ini dapat menambah terlalu banyak... Bahkan beberapa fungsi saling tumpang tindih, yang menambah redundansi dalam implementasi. Kompleksitas tambahan ini mengurangi keinginan untuk menggunakannya dalam situasi di mana sebagian besar orang menginginkan solusi yang seefisien mungkin.

  4. Fitur yang Ketinggalan Zaman: Dikembangkan pada tahun 1980-an, model OSI belum berkembang banyak untuk menyesuaikan diri dengan tren jaringan saat ini. Banyak prinsip desainnya yang telah ketinggalan zaman di dunia digital kita yang bergerak cepat. Misalnya, teknologi yang lebih baru, serta protokol, dapat melewati lapisan OSI tradisional, meninggalkan beberapa model di belakang. Karena belum dimodernisasi, model ini tidak lagi relevan saat ini.

  5. Biaya Kepatuhan: Standar model OSI dapat menyebabkan peningkatan biaya bagi organisasi. Ini mungkin melibatkan investasi yang cukup besar dalam perangkat keras, perangkat lunak, dan pelatihan khusus untuk memastikan kompatibilitas pada ketujuh lapisan. Untuk bisnis kecil atau perusahaan rintisan dengan anggaran terbatas, ini dapat menjadi hambatan, oleh karena itu, mengadopsi struktur informal yang relatif tidak rumit seperti TCP/IP lebih layak secara ekonomi.
     

 

Kesimpulan

Model Lapisan OSI merupakan alat penting untuk memahami berbagai lapisan jaringan komunikasi. Setiap lapisan memiliki fungsi dan protokolnya sendiri, yang membantu memungkinkan transfer data yang berhasil antara dua sistem. Masalah umum yang dapat terjadi pada setiap lapisan meliputi router atau gateway yang salah dikonfigurasi, format data yang salah, bandwidth yang tidak memadai, gangguan sinyal karena gangguan listrik atau gelombang radio, koneksi yang salah antara dua node, tabrakan dalam jaringan, dan algoritma pemilihan jalur yang tidak efisien. Mempelajari fungsi setiap lapisan penting untuk mendiagnosis masalah apa pun yang mungkin timbul.

Model OSI masih merupakan konsep mendasar dalam jaringan, yang menyediakan kerangka kerja terstruktur untuk memahami dan membangun sistem komunikasi. Meskipun bukan tanpa kekurangan, kekuatan, standardisasi, dan modularitas menjadikannya kerangka acuan klasik. Mengetahui kelebihan dan keterbatasannya akan membantu para profesional menggunakannya bersama kerangka kerja lain seperti TC/IP dengan bijaksana. Model OSI berfungsi sebagai kerangka kerja yang dapat beradaptasi, yang memandu inovasi dalam komunikasi jaringan seiring berkembangnya teknologi dan berubah.

Artikel Terbaru