MIT App Inventor dan Kodular: Platform Praktis untuk Pembuatan Aplikasi IoT

MIT App Inventor dan Kodular: Platform Praktis untuk Pembuatan Aplikasi IoT Perusahaan IOT Indonesia

Dalam pengembangan perangkat Internet of Things (IoT), tentu terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan untuk diaplikasikan ke dalam IoT. Hal-Hal tersebut meliputi pemilihan komponen, pertimbangan penggunaan protokol dan keamanan, pengaplikasian platform, dan semacamnya yang berhubungan dengan perangkat IoT. Salah satu hal pertimbangan yang menonjol ketika pengembanga perangkat IoT adalah platform IoT. Terdapat 2 basis platform yaitu berbasis website dan mobile. Platform IoT berbasis mobile yang digunakan oleh pengembang biasanya menggunakan bahasa pemrograman maupun framework tertentu agar mendapatkan hasil yang memuaskan, seperti kotlin, java, flutter, dan semacamnya. Akan tetapi, untuk pengguna pemula yang ingin belajar pembuatan platform IoT berbasis mobile, terdapat 2 pilihan yang bisa dikatakan cukup mirip dalam hal tampilan dan penggunaan, yaitu MIT App Inventor dan Kodular. Kedua platform ini merupakan platform yang cukup populer, terutama di kalangan penggemar IoT, sistem tertanam, robotika, atau sejenisnya yang berfokus kepada otomatisasi perangkat. Terdapat kesamaan diantara 2 platform ini  yaitu penggunaan dan pengaplikasian tanpa pemrograman, hanya memerlukan logika untuk menghubungkan kode block yang tersedia.
 

Pengertian MIT App Inventor

MIT App Inventor adalah alat pembelajaran pemrograman yang ditujukan untuk pemula, tetapi juga tidak menutup kemungkinan untuk pemula yang ingin maju lebih jauh. Aplikasi ini muncul sebagai hasil kolaborasi antara Google dan MIT. Alat ini menggunakan pengkodean block untuk membuat aplikasi yang dapat digunakan di dunia nyata untuk perangkat Android dan iOS, yang dapat dimainkan oleh para pemula. MIT App Inventor diciptakan oleh MIT, bersama dengan Google, sebagai cara untuk membantu para pemrogram pemula dan pemula menjadi lebih mahir dengan mudah. Idenya adalah untuk menawarkan tempat di mana para pengguna yang baru mau belajar dan tertarik dapat mempelajari dasar-dasar pengkodean dengan gaya pengkodean blok drag and drop. Namun, hal ini dibuat menyenangkan dengan aplikasi dunia nyata yang dapat dibangun untuk hasil yang bermanfaat. Hal ini ditujukan untuk pengguna pemula, dengan banyak panduan tutorial yang membuatnya ideal untuk pembelajaran mandiri. MIT juga dapat diakses secara luas karena ia menghosting alat ini di situs webnya yang tersedia untuk sebagian besar perangkat.
 

Fitur MIT App Inventor

  1. Sumber Daya Pengkodean yang Ramah Pemula: App Inventor menyediakan sumber daya yang dapat diakses oleh pemula, sehingga memungkinkan siswa dan bahkan guru pemula untuk belajar dan mengajarkan dasar-dasar pengkodean dengan mudah.

  2. Alat Teks-ke-Suara dan Alat Interaktif: App Inventor menyertakan fitur-fitur seperti text-to-speech, media, animasi, penyesuaian tata letak, dan integrasi sensor, yang menawarkan kepada para siswa berbagai komponen interaktif untuk digunakan dalam aplikasi mereka.

  3. Dukungan Pendidik dan Sumber Daya Kelas: Guru mendapatkan manfaat dari berbagai sumber daya, termasuk forum pendidik untuk pertanyaan, panduan penyiapan, dan Kartu Konsep dan Pembuat yang dapat dicetak sebagai sumber daya praktis untuk kegiatan di kelas.

  4. Integrasi dengan Lego Mindstorms: App Inventor mendukung pengkodean untuk Lego Mindstorms, sehingga siswa dapat mengontrol kit robotika secara langsung, yang menambah pengalaman belajar langsung dan memperluas kemungkinan proyek di luar perangkat seluler.

  5. Fitur Sosial dan Kolaboratif: App Inventor mendorong interaksi sosial dan kolaborasi dengan memungkinkan siswa mengintegrasikan aspek sosial dalam aplikasi mereka, menjadikannya alat serbaguna untuk lingkungan pendidikan.
     

Kelebihan MIT App Inventor

  1. Kemudahan penggunaan: MIT App Inventor sangat mudah digunakan. Antarmuka drag and drop memudahkan siapa saja untuk membuat aplikasi. Pengguna tidak perlu memiliki pengalaman pemrograman apa pun untuk menggunakan alat ini, yang berarti alat ini dapat diakses oleh semua orang.

  2. Keserbagunaan: MIT App Inventor sangat serbaguna. Alat ini bisa digunakan untuk membuat berbagai macam aplikasi, termasuk game, aplikasi pendidikan, aplikasi media sosial, dan banyak lagi. Alat ini juga memiliki kemungkinan untuk menghubungkan aplikasi ke berbagai layanan, seperti Google Drive, Twitter, dan Facebook.

  3. Aksesibilitas: MIT App Inventor dapat diakses oleh semua orang. MIT merupakan alat yang open-source, yang berarti alat ini gratis untuk digunakan. Selain itu, tutorial dan sumber daya yang disediakan oleh MIT juga gratis. Hal ini memudahkan siapa saja untuk memulai pengembangan aplikasi, terlepas dari situasi keuangan mereka.

  4. Komunitas: MIT App Inventor memiliki komunitas pengembang dan pengguna yang besar. Komunitas ini menyediakan banyak sumber daya, termasuk tutorial, forum, dan perpustakaan yang dibuat oleh pengguna. Hal ini berarti bahwa jika pemula memiliki masalah, dapat meminta bantuan dari komunitas. Ini juga berarti bahwa pemula dapat belajar dari pengembang dan pengguna lain, yang dapat membantu meningkatkan keterampilan pengembangan aplikasi.

  5. Inovasi: MIT App Inventor mendorong inovasi. Alat ini memungkinkan pengguna untuk membuat aplikasi yang benar-benar unik dan dapat memenuhi kebutuhan spesifiknya. Hal ini berarti pengguna dapat membuat aplikasi yang belum pernah dibuat sebelumnya, yang bisa sangat menarik. Selain itu, alat ini terus berkembang, yang berarti selalu ada fitur baru yang ditambahkan.
     

Kekurangan MIT App Inventor

  1. Fungsionalitas dan Kinerja Terbatas: App Inventor memiliki komponen dasar namun kurang mendukung fitur canggih seperti animasi kustom, UI kompleks, dan grafik intensif. Aplikasi yang dibuat mungkin kurang efisien terutama untuk kebutuhan komputasi berat atau grafik intensif.

  2. Ketergantungan pada Internet dan Keterbatasan Akses Fitur Perangkat: Platform ini membutuhkan koneksi internet selama pengembangan, serta memiliki akses terbatas ke fitur perangkat dan API Android, sehingga membatasi fungsionalitas aplikasi.

  3. Desain Antarmuka Pengguna Sederhana: Komponen UI di App Inventor bersifat mendasar, membuatnya kurang ideal untuk desain modern yang menarik jika dibandingkan dengan pengembangan native atau platform lain.

  4. Kontrol Versi dan Kolaborasi Terbatas: Dukungan kontrol versi terbatas, yang dapat mempersulit pengelolaan perubahan dan kolaborasi tim pada proyek yang lebih besar.

  5. Skalabilitas dan Kurva Pembelajaran untuk Fitur Lanjutan: Pemrograman visual di App Inventor dapat menjadi tidak praktis saat aplikasi semakin kompleks, dan implementasi fitur lanjutan (seperti penggunaan API eksternal) bisa menantang bagi pemula.
     

Pengertian Kodular

Kodular adalah platform ramah pengembang yang dapat digunakan untuk merancang aplikasi yang kuat tanpa coding. Kodular sepenuhnya di hosting di Google Cloud, sehingga memastikan bahwa klien memiliki aplikasi dan data lain yang disimpan di lokasi yang aman dan mudah diakses. Pengembang pemula dengan sedikit atau tanpa pengetahuan tentang pengkodean dapat dengan mudah merancang aplikasi dengan perangkat lunak ini, hanya dengan mencantumkan persyaratan mereka, selain melanjutkan dengan penyesuaian dan menyeret kotak sesuai kenyamanan. Selain itu, infrastruktur server yang kuat yang tergabung di dalamnya membantu pengguna mendapatkan akses ke layanan dukungan 24/7 yang didukung oleh 100% uptime. Pengguna bahkan dapat memanfaatkan sistem kode berbasis blok yang ditawarkan oleh Kodular untuk memprogram aplikasi mereka di mana saja. Yang perlu mereka lakukan hanyalah bergabung dengan blok dan menyiapkan aplikasi dalam waktu singkat. Fitur pengujian langsung, memastikan evaluasi real-time pada perangkat yang dipilih, selain membuat perubahan yang diperlukan. Dukungan multi-bahasa, notifikasi push, komponen iklan, pembaruan berkala, dan opsi multi-login adalah beberapa fungsi eksklusif yang tergabung dalam aplikasi ini.
 

Fitur Kodular

  1. Pengembangan Mobile: Mengembangkan aplikasi untuk Android, iOS atau Windows. Sama seperti MIT, Kodular juga digunakan untuk pengembangan aplikasi gratis.

  2. Manajemen Proyek: Kodular juga memiliki fitur yang dapat membantu mengelola proyek yang diperlukan untuk merampingkan dan meningkatkan tugas manajemen hubungan pelanggan.

  3. Antarmuka Pengguna Grafis: Antarmuka pengguna dari Kodular juga cukup sederhana dan fungsional sehingga memungkinkan penggunaan elemen grafis seperti ikon dan tombol untuk berinteraksi dengan perangkat elektronik

  4. Pemberitahuan Push: Kodular memiliki fitur pengiriman pesan ke ponsel pengguna, seperti memberitahu informasi terbaru, pengingat, atau yang lainnya.

  5. Manajemen Alur Kerja: Fitur manajemen alur kerja yang ada di Kodular dapat membantu dalam mengelola dan memastikan kelancaran tugas yang diberikan kepada tim atau organisasi

  6. Seret dan Jatuhkan: Sistem ini sama seperti MIT App Inventor, yang menggunakan sistem drag and drop block untuk menyusun dan membuat aplikasi sesuai dengan tujuannya.
     

Kelebihan Kodular

  1. Tidak Perlu Pengkodean: Kodular merupakan anugerah bagi para pemula teknologi yang tidak memiliki pengetahuan pemrograman yang luas. Fitur seret dan lepaskan platform ini memungkinkan siapa saja untuk membuat aplikasi, sehingga tidak perlu pengkodean yang mendalam.

  2. Ramah Pemula: Kodular diciptakan untuk pemula yang ingin belajar pembuatan aplikasi mobile, sehingga tampilan, fitur, dan hal-hal yang ada di Kodular dapat dipahami dengan mudah oleh pengguna.

  3. Hemat Biaya: Untuk perusahaan rintisan yang beroperasi dengan anggaran terbatas, Kodular menawarkan solusi hemat biaya. Solusi ini meniadakan kebutuhan untuk mempekerjakan tim pengembang, sehingga mengurangi biaya overhead.

  4. Penerapan Cepat: Kodular memungkinkan pengembangan aplikasi cepat yang sangat penting bagi startup teknologi yang perlu meluncurkan produk mereka di pasar dengan cepat.
     

Kekurangan Kodular

  1. Kustomisasi Terbatas: Meskipun Kodular menawarkan banyak alat dan komponen, opsi kustomisasi mungkin terbatas dibandingkan dengan pengkodean tradisional. Hal ini dapat menghambat startup yang ingin membuat aplikasi yang sangat personal.

  2. Masalah Kinerja: Aplikasi yang dibangun dengan Kodular mungkin menghadapi masalah kinerja, terutama saat menangani tugas-tugas yang kompleks. Ini mungkin tidak cocok untuk startup yang ingin mengembangkan aplikasi berkinerja tinggi.

  3. Ketergantungan pada Platform: Menggunakan Kodular berarti aplikasi akan bergantung pada platform. Jika platform mengalami waktu henti atau memutuskan untuk mengubah kebijakannya, hal ini dapat mempengaruhi fungsionalitas aplikasi yang telah dibuat sebelumnya.

  4. Ketergantungan pada Internet: Sama seperti MIT, Kodular jika diakses di website, yang tentunya memerlukan jaringan internet. Ketika jaringan internet terputus atau buruk, maka Kodular tidak akan berjalan dengan lancar.
     

Kesimpulan

MIT App Inventor dan Kodular merupakan 2 platform pembuatan aplikasi mobile yang gratis dan mudah dipahami. MIT menggunakan pengkodean block untuk membuat aplikasi yang dapat digunakan di dunia nyata untuk perangkat Android dan iOS, yang dapat dimainkan oleh para pemula. Kemudian Kodular adalah platform ramah pengembang yang dapat digunakan untuk merancang aplikasi yang kuat tanpa coding, hanya perlu menyesuikan kode block. Dapat dipahami bahwa keduanya memang sama-sama menggunakan kode block. yang artinya pembuatan aplikasi tanpa menggunakan coding akan tetapi hanya perlu menyusun dan menyesuaikan kode block. Meskipun demikian, pembuatan aplikasi menggunakan kedua platform ini tetap memerlukan pemahaman logika, agar kode block yang disusun dapat sesuai dengan fungsinya dan terlihat rapi.

Artikel Terbaru