Apa itu Cyber Security Maturity

Apa itu Cyber Security Maturity Perusahaan IOT Indonesia

Pada zaman abad ini teknologi digital sudah semakin melesat perkembangannya dari waktu ke waktu dan begitu pula dengan seiringnya kejahatan di salah satu aspek kemanan jaringan siber banyak sekali metode metode aspek penanganan dalam tingkatan keamanan jaringan dalam suatu kepentingan menyimpan data data sensitif dan informasi rahasia lainya.
 
Oleh karna itu aspek ini menjadi sebuah hal yang penting dalam sejauh apa organisasi peduli terhadap pendekatan-pendekatan terhadap keamanan jaringan yang sangat di perlukan terutama dalam mengenai ancaman ancaman apa yang akan terus berkembang seiring zaman ini.
 
Cyber Security adalah sebuah aspek kerangka kerja pada keamanan jaringan secara berkelanjutan yang tidak hanya mengedepankan sebuah teknologi canggih tetapi juga mencangkup pada pengembangan kebijakan yang kuat dalam aspek kesadaran, manejemen resiko,serta kemampuan respon dan pemulihan terhadap insiden keamanan cyber security.
 
Dengan sebuah konsep kerangka kerja Cyber Securty Maturity ini akan memberikan sebuah panduan dan standar khusus yang dapat memberikan peningkatan kepada organisasi pada sektor keamanan jaringan mereka secara terus menerus melalui beberapa tahap tahapan pendekatan sistematis dan terukur dengan melakukan tahap tahapan ini organisasi akan mendapatkan bekal terhadap perlindungan mereka pada ancaman ancaman siber.
Cyber security Maturity merupakan sebuah konsep dimana organisasi mereka akan di ukur pada tingkatan kematangan terhadap
Praktik dan kebijakan keamanan siber dalam sebuah organisasi maupun perusahaan, ini akan dinilai sejauh mana perusahaan terhadap penerapan prosedur, teknologi, dan proses yang efektif untuk melindungi informasi dan sistem internal mereka dari bahaya luar.
 
 Ada beberapa aspek yang sangat penting untuk di perhatikan, sebagai berikut.
 
Aspek penting dari Cyber Security Maturity
 

  1. Kesadaran dan Pelatihan
 
Hal yang paling utama dalam menjaga keamanan data perusahaan dan organisasi adalah rasa kesadaran yang tinggi terhadap sejauh mana tingkat level keamanan kita terhadap dunia luar yang begitu luas pada keamanan siber upaya pelatihan mencangkup pada semua anggota perusahaan dari mulai staf hingga manajemen agar memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang ancaman security dan dengan Program pelatihan yang efektif harus disesuaikan dengan peran dan tanggung jawab masing-masing individu dalam perusahaan dan dilakukan secara reguler untuk memperbarui pengetahuan mereka seiring perkembangan ancaman siber.
 
  • Contoh: Melakukan sesi pelatihan bulanan untuk seluruh karyawan mengenai teknik pengenalan email phishing.
 
 
  1. Kebijakan dan Prosedur
 
Dengan adanya kebijakan dan prosedur yang jelas mengenai keamanan siber dengan sernakain aturan dan pedoman yang dirancang untk mengatur semua aspek keamanan siber dalam perusahaan.
 
Kebijakan ini juga mencangkup pada keamanan pengguna kata sandi, mengakses pada data sensitif, serta penggunaan perangkat pribadi untuk bekerja, dengan penerapan prosedur yang jelas dan ketat serta dokumentasi kebijakan yang baik akan memberikan dampak yang baik terhadap keamanan internal terutama pada seluruh karyawan perusahaan dan dokumentasi ini dapat di komunikasikan pada setiap karyawan dan harus di perbarui secara berkala.
 
  • Contoh: dengan penerapan kata sandi yang kuat dan mengganti password secara berkelanjutan dengan secara prosedur yang baik dapat terhindari dari kebocoran kata sandi.
 
  1. Teknologi Keamanan
 
Dengan adanya sebuah teknologi keamanan siber mencangkup sebagai alat dan solusi dari penggunaan dalam perlindungan sistem internal dan data informasi dari ancaman siber. Termasuk dari sebuah alat perangkat lunak Firelwall, Antivirus, dan monitoring pemantauan jaringan 24/7.
 
Penggunaan teknologi ini harus bisa di kolaborasikan dengan praktik keamanan yang lain untuk keamanan berlapis yang kuat.
 
  • Contoh: Menggunakan perangkat lunak enkripsi untuk melindungi data sensitif pada perangkat mobile dan menerapkan firewall untuk memfilter lalu lintas jaringan dan mencegah akses dari luar.
 
  1. Manajemen Risiko
 
Definisi Manajemen risiko adalah proses sistematis untuk mengidentifikasi, menilai, dan mengelola risiko terkait keamanan siber. Manajemen risiko mencakup penilaian risiko secara berkala untuk mengidentifikasi kerentanan dan potensi ancaman, serta pengembangan strategi mitigasi yang efektif.
 
Manajemen risiko juga mencakup penentuan prioritas dan pengelolaan risiko serta memastikan sumber daya dialokasikan untuk mengatasi risiko yang paling signifikan.
 
  • Contoh: penilain terhadap resiko setiap 3 bulan untuk mengidentifikasi tentang kerentanan pada sistem yang akan muncul serta memprioritaskan pada dampak potensial terhadap operasional bisnis.
 
  1. Respons dan Pemulihan Insiden
 
Respon yang cepat dan tanggap pada insiden keamanan siber sangat di perlukan pada saat serangan terjadi untuk mendapatkan pemulihan segera. Ini melibatkan sebuah tim yang tanggap terhadap insiden darurat (CSIRT), dan pelaksanaan latihan simulasi insiden untuk memastikan kesiapan organisasi. respon yang cepat dan terkoordinasi dapat meminimalisir sebuah dampak pada serangan terhadap oparasional bisnis dan dapat membantu pemulihan sistem dengan lebih cepat.
 
  • Contoh: Membentuk tim CSIRT yang siap merespons insiden keamanan 24/7 kurang dari 15 menit dan menyusun serta menguji rencana pemulihan terhadap insiden untuk memastikan kelangsungan operasi setelah serangan siber.
 
  1. Pengujian dan Audit
 
Mengavaluasi sebuah pengujian dan audit memberikan efektivitas terhadap Langkah-langkah keamanan yang sudah di implementasi. Ini melibatkan team penetrasi (PenTesting) untuk menganalisa kelamahan pada sistem internal maupun eksternal, audit kepatuhan untuk memastikan bahwa organisasi mematuhi standar dan regulasi keamanan yang relevan, serta pemantauan dan evaluasi berkala untuk menilai keamanan secara berkelanjutan.
 
  • Contoh: Melakukan pen testing setiap tahun untuk mengidentifikasi dan memperbaiki kelemahan pada sistem dan mengadakan audit keamanan oleh pihak ketiga untuk memastikan kepatuhan terhadap standar industri.
 
 
  1. Perbaikan Berkelanjutan
 
Perbaikan secara berkelanjutan adalah sebuha komitmen untuk terus memperbarui dan meningkatkan dalam praktik keamanan siber sesuai dengan alur perkembangan zaman dengan berbagai ancaman dan teknologi. Ini melibatkan evaluasi dan pembaruan kebijakan secara berkala,denga mengadopsi teknologi keamanan terbaru, dan pelatihan serta pengembangan berkelanjutan untuk karyawan. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa organisasi selalu berada di depan dalam menghadapi ancaman siber yang terus berkembang.
 
  • Contoh: Tinjau dan perbarui kebijakan keamanan setiap enam bulan sekali dan gunakan solusi keamanan berbasis AI untuk deteksi ancaman yang lebih canggih.
 
Proses Penilaian Kematangan Keamanan Siber
  1. Perencanaan dan Persiapan
    • Mengidentifikasi tujuan penilaian dan menentukan cakupan.
    • Mengumpulkan tim penilai yang terdiri dari ahli keamanan siber.
    • Menetapkan metodologi penilaian dan alat yang akan digunakan.
  1. Pengumpulan Data
    • Melakukan wawancara dengan karyawan dan manajemen.
    • Mengkaji dokumentasi kebijakan dan prosedur.
    • Melakukan audit teknis terhadap sistem keamanan.
 
  1. Analisis dan Evaluasi
    • Menilai tingkat kematangan berdasarkan data yang dikumpulkan.
    • Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam praktik keamanan siber.
    • Menyusun laporan penilaian yang komprehensif.
 
  1. Rekomendasi dan Rencana Tindak Lanjut
    • Memberikan rekomendasi untuk perbaikan berdasarkan hasil penilaian.
    • Menyusun rencana tindak lanjut yang mencakup tindakan korektif dan peningkatan.
    • Mengkomunikasikan hasil penilaian dan rekomendasi kepada manajemen.
 

Manfaat Penilaian Kematangan Keamanan Siber

  • Meningkatkan Kesadaran dan Pemahaman: Membantu organisasi memahami status keamanan siber mereka dan pentingnya praktik keamanan yang baik.
  • Identifikasi Kelemahan: Menemukan area yang memerlukan peningkatan dan mengidentifikasi kelemahan yang dapat dieksploitasi oleh ancaman siber.
  • Peningkatan Kepatuhan: Memastikan bahwa organisasi mematuhi regulasi dan standar keamanan yang relevan.
  • Penggunaan Sumber Daya yang Efektif: Membantu organisasi mengalokasikan sumber daya secara efisien untuk mengatasi risiko keamanan yang paling signifikan.
  • Peningkatan Respons Insiden: Memperbaiki kapabilitas respons dan pemulihan insiden untuk meminimalkan dampak insiden terhadap operasi bisnis.

Kesimpulan

Dengan mengadopsi dan memahami elemen-elemen ini, organisasi dapat meningkatkan keamanan siber ke tingkat berikutnya, melindungi data dan sistem dari ancaman yang terus berkembang, serta memastikan operasi yang tangguh dalam lingkungan digital yang kompleks.
 

Artikel Terbaru