Keamanan Data dalam Sistem ERP: Mengatasi Risiko dan Menjaga Keandalan

Keamanan Data dalam Sistem ERP: Mengatasi Risiko dan Menjaga Keandalan Perusahaan IOT Indonesia

Seiring dengan kemajuan teknologi, penggunaan Sistem Enterprise Resource Planning (ERP) telah menjadi kunci utama dalam meningkatkan efisiensi bisnis. Namun, tantangan terbesar yang dihadapi oleh organisasi saat mengadopsi ERP adalah menjaga keamanan data mereka. Artikel ini akan menjelajahi risiko-risiko yang terkait dengan keamanan data dalam sistem ERP dan memberikan wawasan tentang bagaimana organisasi dapat mengatasi risiko tersebut untuk menjaga keandalan operasional.
 

Keamanan Data ERP

Dalam era di mana data menjadi aset berharga bagi perusahaan, keamanan informasi menjadi elemen kritis untuk menjaga kelangsungan bisnis. Begitu pula dalam konteks Sistem Enterprise Resource Planning (ERP), di mana data mengenai operasional, keuangan, dan sumber daya perusahaan terpusat, perlindungan data menjadi fokus utama. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi konsep keamanan data ERP dengan merinci definisinya serta mengeksplorasi peran yang dimainkannya dalam menjaga integritas dan keberlanjutan sistem ERP. Mari kita memahami lebih lanjut mengenai kompleksitas dan urgensi keamanan data dalam lingkungan bisnis yang terus berkembang:
 
1. Definisi Keamanan Data ERP
Keamanan data ERP merujuk pada serangkaian langkah dan praktik keamanan yang diimplementasikan untuk melindungi integritas, kerahasiaan, dan ketersediaan data yang disimpan dan diolah oleh sistem Enterprise Resource Planning (ERP). Ini mencakup perlindungan terhadap ancaman internal dan eksternal yang dapat mengancam keamanan data perusahaan. Aspek utama dari keamanan data ERP melibatkan kontrol akses, enkripsi data, pemantauan keamanan, dan kepatuhan terhadap regulasi privasi.
 
2. Peran Keamanan Data dalam Sistem ERP
Peran keamanan data dalam sistem ERP sangat krusial untuk memastikan bahwa informasi bisnis yang sensitif dan kritis tetap aman dan dapat diandalkan. Beberapa peran utama keamanan data dalam konteks ERP melibatkan:
 
a. Perlindungan Data Sensitif
Mencegah akses tidak sah atau tidak terotorisasi ke data yang berisi informasi kritis seperti data pelanggan, keuangan, atau strategis.
 
b. Pencegahan Terhadap Ancaman Cyber
Melindungi sistem ERP dari serangan malware, serangan phishing, ransomware, dan serangan siber lainnya yang dapat mengancam integritas dan ketersediaan data.
 
c. Keamanan Identitas dan Akses
Memastikan bahwa hanya pengguna yang sah dan berwenang yang memiliki akses ke fungsi-fungsi tertentu dalam sistem ERP. Ini melibatkan pengelolaan identitas, otentikasi, dan otorisasi.
 
d. Pengelolaan Kata Sandi
Menetapkan kebijakan keamanan kata sandi yang kuat dan mendorong praktik keamanan kata sandi yang baik di antara pengguna sistem ERP.
 
e. Pemantauan dan Deteksi Keamanan
Mengimplementasikan sistem pemantauan keamanan untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan atau pelanggaran keamanan secara cepat dan efektif.
 
f. Kepatuhan Regulasi
Memastikan bahwa sistem ERP mematuhi peraturan privasi data dan regulasi industri terkait untuk menghindari sanksi hukum dan menjaga kepercayaan pelanggan.
 
Dengan memahami dan mengimplementasikan dengan baik aspek-aspek ini, perusahaan dapat menjaga integritas dan ketersediaan data mereka, memberikan dasar yang kokoh bagi pengambilan keputusan yang informasional dan strategis.
 

Mengapa Keamanan Data ERP Penting?

Keamanan data dalam Sistem Enterprise Resource Planning (ERP) memiliki peran sentral dalam menentukan keberhasilan dan keberlanjutan operasional suatu perusahaan. Berikut adalah beberapa alasan mendalam mengapa keamanan data ERP menjadi begitu krusial:
 
a. Perlindungan Informasi Strategis
Data dalam ERP mencakup informasi strategis seperti perencanaan produksi, rantai pasokan, dan analisis keuangan. Keamanan data menjaga kerahasiaan informasi kunci ini dari pihak yang tidak berwenang atau pesaing yang berpotensi merugikan perusahaan.
 
b. Mencegah Kehilangan Kepercayaan Pelanggan
Pelanggan mengandalkan perusahaan untuk menjaga informasi pribadi dan transaksional mereka dengan aman. Kehilangan data pelanggan dapat merusak reputasi perusahaan dan mengurangi kepercayaan pelanggan.
 
c. Kepatuhan Regulasi dan Hukum
Banyak negara telah menerapkan peraturan ketat terkait privasi dan keamanan data. Kepatuhan terhadap regulasi ini, seperti GDPR di Uni Eropa atau regulasi privasi data lainnya, bukan hanya tanggung jawab etis, tetapi juga dapat menghindarkan perusahaan dari sanksi hukum yang signifikan.
 
d. Mengatasi Ancaman Eksternal
Sistem ERP sering menjadi target serangan siber yang bertujuan mencuri informasi atau merusak integritas data. Keamanan data ERP yang kuat membantu melindungi perusahaan dari serangan cyber seperti malware, ransomware, dan serangan phishing.
 
e. Mempertahankan Ketersediaan Operasional
Keamanan data juga terkait dengan ketersediaan sistem. Ancaman terhadap data, seperti serangan DDoS, dapat menghancurkan ketersediaan layanan yang kritis untuk operasional perusahaan.
 
f. Menjaga Keandalan Pengambilan Keputusan
Keamanan data yang baik memastikan bahwa informasi yang digunakan untuk pengambilan keputusan di tingkat manajerial adalah akurat dan dapat diandalkan. Hal ini penting untuk menyelaraskan strategi perusahaan dengan data yang akurat dan terkini.
 
Melalui pemahaman mendalam mengenai mengapa keamanan data ERP penting, perusahaan dapat memotong risiko dan menjaga keberlanjutan operasional serta kepercayaan pemangku kepentingan. Keamanan data menjadi pondasi utama bagi sistem ERP yang efektif dan dapat diandalkan.
 

Risiko Terhadap Keamanan Data

Risiko terhadap keamanan data dalam Sistem Enterprise Resource Planning (ERP) dapat mengancam integritas, kerahasiaan, dan ketersediaan informasi yang kritis bagi perusahaan. Berikut adalah beberapa risiko utama yang perlu diperhatikan:
 
a. Ancaman Internal:
- Pengguna yang Tidak Berwenang: Risiko terhadap keamanan data dapat muncul dari dalam perusahaan, baik disengaja maupun tidak sengaja, seperti akses oleh pengguna yang tidak berwenang atau berbagi informasi dengan pihak yang tidak seharusnya.
 
b. Ancaman Eksternal:
- Serangan Cyber: Perusahaan rentan terhadap berbagai serangan siber, seperti malware, ransomware, dan serangan phishing, yang dapat menyebabkan pencurian data atau bahkan penghancuran informasi.
 
c. Kelemahan Sistem:
- Ketidakamanan Aplikasi ERP: Kelemahan dalam sistem ERP atau aplikasi yang digunakan dapat menjadi celah untuk penetrasi dan eksploitasi oleh pihak yang tidak berwenang.
 
d. Kurangnya Pemantauan Keamanan:
- Ketidakmampuan Mendeteksi Ancaman: Jika perusahaan tidak memiliki sistem pemantauan keamanan yang efektif, maka risiko pencurian data atau serangan siber mungkin tidak terdeteksi secara cepat.
 
e. Kehilangan Fisik:
- Kerusakan Perangkat atau Data Center: Risiko tidak hanya bersumber dari serangan siber, tetapi juga dari kejadian fisik seperti kebakaran, banjir, atau kerusakan perangkat keras yang dapat menyebabkan kehilangan data.
 
f. Ketergantungan pada Pihak Ketiga:
- Risiko Penyedia Layanan (Cloud Service Provider): Jika perusahaan menggunakan layanan ERP berbasis cloud, risiko terkait keamanan data juga terkait dengan kebijakan dan praktik keamanan dari penyedia layanan.
 
g. Pemantauan dan Kepatuhan yang Buruk:
- Kurangnya Kepatuhan dengan Regulasi: Jika perusahaan tidak mematuhi regulasi privasi data yang berlaku, seperti GDPR atau undang-undang privasi data nasional, dapat mengakibatkan sanksi dan kerugian finansial.
 
h. Ancaman Insider:
- Pengguna Dalam yang Membocorkan Informasi: Risiko juga dapat muncul dari pengguna internal yang sengaja atau tidak sengaja membocorkan informasi rahasia perusahaan.
 
Dengan menyadari dan mengelola risiko-risiko ini, perusahaan dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk memitigasi ancaman dan menjaga keamanan data ERP dengan lebih efektif. Langkah-langkah ini mencakup kebijakan keamanan yang ketat, pelatihan pengguna, pemantauan keamanan secara rutin, dan penggunaan teknologi keamanan yang mutakhir.
 

Jenis Teknologi Keamanan Data

Teknologi keamanan data dalam konteks Sistem Enterprise Resource Planning (ERP) dirancang untuk melindungi informasi perusahaan dari ancaman internal dan eksternal. Berikut adalah beberapa jenis teknologi keamanan data yang umumnya digunakan dalam sistem ERP:
 
a. Enkripsi Data:
- Deskripsi: Enkripsi melibatkan konversi data menjadi format yang hanya dapat dibaca dengan menggunakan kunci enkripsi tertentu. Ini membantu melindungi data yang disimpan dan data yang sedang ditransmisikan.
 
- Manfaat: Mencegah akses tidak sah terhadap informasi rahasia dan meredam risiko pencurian data.
 
b. Sistem Identifikasi dan Otentikasi:
- Deskripsi: Melibatkan proses otentikasi pengguna melalui penggunaan kombinasi kata sandi, kartu pintar, atau metode otentikasi dua faktor untuk memastikan bahwa hanya pengguna yang sah yang dapat mengakses sistem.
 
- Manfaat: Mencegah akses tidak sah dan menjaga integritas akun pengguna.
 
c. Pemantauan Keamanan:
- Deskripsi: Pemantauan aktif terhadap aktivitas di dalam dan di sekitar sistem ERP untuk mendeteksi pola atau tanda-tanda yang mencurigakan.
 
- Manfaat: Mendeteksi ancaman keamanan secara dini dan memberikan respons cepat untuk mencegah kerugian lebih lanjut.
 
d. Kontrol Akses:
- Deskripsi: Mengatur hak akses pengguna untuk memastikan bahwa setiap pengguna hanya dapat mengakses data dan fungsi yang sesuai dengan peran dan tanggung jawab mereka.
 
- Manfaat: Mencegah akses tidak sah dan memberikan tingkat keamanan yang lebih tinggi.
 
e. Keamanan Jaringan:
- Deskripsi: Melibatkan implementasi firewall, deteksi intrusi, dan teknologi keamanan jaringan lainnya untuk melindungi data yang sedang ditransmisikan melalui jaringan.
 
- Manfaat: Mencegah serangan jaringan dan melindungi data selama perpindahan melalui jaringan.
 
f. Keamanan Perangkat Lunak:
- Deskripsi: Memastikan bahwa perangkat lunak ERP dan aplikasi terkait memiliki pembaruan keamanan terbaru dan terlindungi dari kerentanan yang dapat dieksploitasi.
 
- Manfaat: Mencegah serangan melalui celah keamanan perangkat lunak.
 
g. Sistem Deteksi dan Respons Terhadap Ancaman:
- Deskripsi: Menggunakan perangkat lunak dan alat otomatis untuk mendeteksi ancaman keamanan dan memberikan respons secara otomatis atau memberikan peringatan kepada tim keamanan.
 
- Manfaat: Memungkinkan respons cepat dan mengurangi dampak ancaman keamanan.
 
h. Keamanan Fisik:
- Deskripsi: Mengamankan fisik akses ke pusat data atau server yang menjalankan sistem ERP.
 
- Manfaat: Melindungi perangkat keras dan data dari ancaman fisik seperti pencurian atau kerusakan.
 
Penerapan kombinasi teknologi keamanan data ini membentuk lapisan pertahanan yang kokoh dan menyeluruh, membantu melindungi integritas dan kerahasiaan data dalam lingkungan ERP.
 

Peraturan Privasi Data

Peraturan privasi data merupakan kerangka hukum yang mengatur pengumpulan, penggunaan, penyimpanan, dan pertukaran informasi pribadi individu. Dalam konteks bisnis dan Sistem Enterprise Resource Planning (ERP), peraturan privasi data memainkan peran penting dalam melindungi hak privasi individu dan memastikan bahwa perusahaan memperlakukan data pribadi dengan etika dan kepatuhan hukum. Beberapa regulasi privasi data yang umum dikenal diantaranya:
 
a. General Data Protection Regulation (GDPR):
- Deskripsi: Regulasi Uni Eropa yang memastikan perlindungan data pribadi dan hak individu warga Uni Eropa. GDPR memberikan kontrol yang lebih besar kepada individu atas data mereka dan mengharuskan perusahaan untuk mengadopsi praktik dan kebijakan perlindungan data tertentu.
 
- Dampak pada Bisnis ERP: Perusahaan yang beroperasi di Uni Eropa atau memiliki pelanggan di wilayah tersebut harus memastikan kepatuhan penuh terhadap GDPR, termasuk pengelolaan data pelanggan, hak untuk dilupakan, dan pelaporan pelanggaran data.
 
b. California Consumer Privacy Act (CCPA):
- Deskripsi: Hukum privasi data yang berlaku di California, AS, memberikan hak kepada konsumen untuk mengetahui, menghapus, dan menolak penjualan data pribadi mereka. CCPA memiliki dampak signifikan pada perusahaan yang beroperasi di California atau yang memproses data konsumen California.
 
- Dampak pada Bisnis ERP: Perusahaan yang mencakup pelanggan atau operasi di California harus memastikan bahwa sistem ERP mereka mematuhi ketentuan CCPA dalam mengelola data pelanggan.
 
c. Personal Data Protection Act (PDPA):
- Deskripsi: Regulasi privasi data di Singapura yang memberikan perlindungan bagi informasi pribadi dan mengatur cara perusahaan mengumpulkan, menggunakan, dan menyimpan data pribadi.
 
- Dampak pada Bisnis ERP: Bisnis yang beroperasi di Singapura atau memiliki pelanggan di negara tersebut harus memastikan kepatuhan terhadap PDPA, termasuk tata kelola data pribadi dalam sistem ERP.
 
d. Health Insurance Portability and Accountability Act (HIPAA):
- Deskripsi: Ditetapkan di AS, HIPAA mengatur penggunaan dan pengungkapan informasi kesehatan individu dan menetapkan standar keamanan yang harus diikuti oleh penyedia layanan kesehatan dan organisasi yang menangani informasi kesehatan.
 
- Dampak pada Bisnis ERP: Organisasi yang menyimpan atau memproses data kesehatan harus mematuhi aturan HIPAA, dan sistem ERP mereka perlu dirancang untuk memastikan kepatuhan terhadap standar keamanan yang diberlakukan oleh regulasi ini.
 
e. Personal Information Protection Law (PIPL):
- Deskripsi: Regulasi baru di China yang mengatur perlindungan data pribadi. PIPL memberikan hak kontrol kepada individu atas data pribadi mereka dan menetapkan kewajiban perlindungan data untuk organisasi yang mengelola informasi pribadi.
 
- Dampak pada Bisnis ERP: Perusahaan yang beroperasi di China atau memiliki hubungan bisnis dengan entitas di negara tersebut harus memperhatikan ketentuan PIPL dalam mengelola data pribadi melalui sistem ERP.
 
Memahami dan mematuhi peraturan privasi data menjadi penting tidak hanya untuk memastikan kepatuhan hukum, tetapi juga untuk membangun kepercayaan pelanggan dan menjaga reputasi perusahaan. Bisnis yang mengimplementasikan sistem ERP perlu memastikan bahwa sistem tersebut dirancang untuk mendukung kepatuhan terhadap regulasi privasi data yang berlaku.
 

Tantangan Keamanan Data ERP

Meskipun Sistem Enterprise Resource Planning (ERP) memberikan manfaat besar dalam mengelola data dan operasi bisnis, namun ada sejumlah tantangan keamanan data yang perlu diatasi. Berikut adalah beberapa tantangan utama yang dihadapi dalam menjaga keamanan data dalam konteks ERP:
 
a. Integrasi yang Rumit:
- Tantangan: ERP sering kali terdiri dari modul-modul yang terintegrasi dengan berbagai sistem bisnis. Integrasi yang kompleks dapat menciptakan celah keamanan dan meningkatkan risiko eksploitasi oleh pihak yang tidak berwenang.
 
- Solusi: Menerapkan protokol keamanan yang kuat dan memastikan bahwa integrasi dijalankan dengan baik dan sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
 
b. Pengelolaan Akses Pengguna:
- Tantangan: Manajemen hak akses pengguna dalam ERP merupakan tugas yang rumit. Risiko akses tidak sah atau berlebihan dapat timbul jika tidak ada kontrol yang memadai.
 
- Solusi: Implementasi kebijakan yang ketat terkait hak akses, serta pemantauan dan audit rutin untuk memastikan bahwa hanya pengguna yang berwenang yang memiliki akses ke data tertentu.
 
c. Pembaruan dan Pemeliharaan yang Teratur:
- Tantangan: Jika perangkat lunak ERP tidak diperbarui secara teratur, kelemahan keamanan dapat dieksploitasi oleh pihak yang tidak berwenang.
 
- Solusi: Melakukan pembaruan dan pemeliharaan perangkat lunak secara berkala untuk memperbaiki kerentanan keamanan yang teridentifikasi dan menjaga sistem tetap aman.
 
d. Ancaman Terhadap Pengguna:
- Tantangan: Ancaman seperti phishing atau serangan siber yang ditargetkan kepada pengguna ERP dapat membahayakan keamanan data.
 
- Solusi: Melakukan pelatihan keamanan secara teratur kepada pengguna, memperkuat kebijakan kata sandi, dan mengimplementasikan teknologi deteksi serangan phishing.
 
e. Ketidakpatuhan Terhadap Regulasi:
- Tantangan: Menjaga kepatuhan terhadap berbagai regulasi privasi data seperti GDPR, CCPA, atau regulasi lokal lainnya bisa menjadi tantangan yang rumit.
 
- Solusi: Memastikan bahwa kebijakan dan praktik keamanan sesuai dengan regulasi yang berlaku, dan secara proaktif memantau perubahan hukum yang mungkin mempengaruhi kepatuhan.
 
f. Ketidakmampuan Mendeteksi Ancaman Secara Cepat:
- Tantangan: Pemantauan keamanan yang tidak memadai dapat menghambat kemampuan untuk mendeteksi dan merespons ancaman secara cepat.
 
- Solusi: Implementasi sistem deteksi ancaman yang canggih dan pemantauan keamanan secara terus-menerus untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan.
 
g. Manajemen Keamanan Fisik:
- Tantangan: Keamanan fisik pusat data atau server tempat sistem ERP dijalankan merupakan aspek penting yang sering diabaikan.
 
- Solusi: Menetapkan kontrol akses fisik yang ketat dan memastikan bahwa fasilitas fisik yang menjalankan sistem ERP terlindungi dengan baik.
 
Menghadapi tantangan ini memerlukan pendekatan holistik yang mencakup kebijakan, teknologi, dan pelatihan untuk memastikan keamanan data ERP tetap di tingkat yang optimal.
 

Penyembunyian Data Sensitif di Tingkat Lapangan

Penyembunyian data sensitif di tingkat lapangan (field-level data masking) adalah strategi keamanan yang digunakan untuk melindungi data sensitif dengan menyamarkan atau menyembunyikan sebagian atau seluruh nilai data ketika ditampilkan kepada pengguna tertentu. Ini bertujuan untuk meminimalkan risiko akses tidak sah atau tidak sah terhadap informasi yang sangat rahasia atau pribadi. Berikut adalah beberapa aspek yang perlu diperhatikan terkait dengan penyembunyian data sensitif di tingkat lapangan:
 
a. Definisi Penyembunyian Data Sensitif
Penyembunyian data di tingkat lapangan melibatkan manipulasi tampilan data sehingga informasi yang bersifat rahasia atau pribadi disembunyikan dari pengguna yang tidak berwenang. Ini dapat dilakukan dengan menggantikan nilai data dengan karakteristik semu atau mengaburkan sebagian informasi.
 
b. Penerapan pada Data Sensitif:
Penyembunyian data di tingkat lapangan umumnya diterapkan pada data yang sangat sensitif, seperti nomor kartu kredit, informasi kesehatan, atau informasi keuangan. Tujuannya adalah mencegah pengguna yang tidak berwenang melihat nilai sebenarnya dari data yang sangat rahasia ini.
 
c. Penggunaan Fungsi Hash atau Tokenisasi
Metode penyembunyian data di tingkat lapangan dapat melibatkan penggunaan fungsi hash atau tokenisasi. Fungsi hash menghasilkan nilai tetap untuk suatu data, sedangkan tokenisasi melibatkan penggantian nilai data dengan token yang tidak dapat diubah kembali.
 
d. Berbasis Peran atau Hak Akses
Penyembunyian data sering kali diterapkan berdasarkan peran atau hak akses pengguna. Pengguna dengan tingkat akses yang lebih tinggi atau peran tertentu mungkin dapat melihat nilai sebenarnya, sementara pengguna dengan hak akses yang lebih rendah melihat data yang disamarkan.
 
e. Melibatkan Proses Otomatisasi
Penyembunyian data di tingkat lapangan dapat diotomatisasi melalui perangkat lunak atau algoritma yang secara dinamis memutuskan bagaimana data harus ditampilkan berdasarkan konteks dan hak akses pengguna.
 
f. Mendukung Kepatuhan Privasi
Penyembunyian data dapat menjadi bagian integral dari strategi kepatuhan privasi, membantu perusahaan mematuhi regulasi seperti GDPR atau CCPA yang menetapkan perlindungan data pribadi.
 
g. Penanganan Data di Repositori
Meskipun penyembunyian data di tingkat lapangan melindungi data selama ditampilkan, tetapi data asli tetap ada di repositori. Oleh karena itu, perlindungan data juga perlu diterapkan pada tingkat repositori.
 
Penerapan strategi penyembunyian data di tingkat lapangan adalah langkah yang penting dalam menjaga keamanan data dan memastikan bahwa informasi yang sangat sensitif hanya dapat diakses oleh pihak yang berwenang. Hal ini mendukung konsep keamanan "butuh tahu" di mana pengguna hanya diberikan akses ke informasi yang diperlukan untuk tugas atau tanggung jawab mereka.
 

Kesimpulan

Kesimpulan dari Artikel diatas adalah Sistem Enterprise Resource Planning (ERP) menjadi tulang punggung efisiensi bisnis, keamanan data memegang peran kritis untuk menjaga integritas dan keandalan operasional. Artikel ini telah merinci definisi keamanan data ERP, peran pentingnya, risiko-risiko yang perlu diatasi, serta teknologi dan kebijakan keamanan yang diperlukan. Dalam menghadapi kompleksitas integrasi ERP, manajemen hak akses pengguna, dan tantangan keamanan lainnya, penyembunyian data di tingkat lapangan muncul sebagai strategi penting untuk melindungi informasi sensitif. Kesadaran terhadap peraturan privasi data yang berlaku, seperti GDPR dan CCPA, juga menjadi kunci dalam menjaga kepatuhan dan kepercayaan pemangku kepentingan. Dengan mengatasi tantangan ini, perusahaan dapat memastikan bahwa sistem ERP mereka tidak hanya efisien tetapi juga kokoh dari segi keamanan, membangun dasar yang kuat untuk kelangsungan bisnis yang berkelanjutan.

Dengan IDMETAFORA, Anda tidak hanya mendapatkan ahli konsultasi bisnis ERP yang berpengalaman, tetapi juga mitra terpercaya dalam pembuatan sistem ERP yang disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan unik bisnis Anda. Kami tidak hanya menawarkan solusi inovatif untuk meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga menempatkan keamanan sistem ERP sebagai prioritas utama. Percayakan bisnis Anda kepada IDMETAFORA untuk mendapatkan solusi ERP yang tidak hanya canggih dan terintegrasi, tetapi juga kokoh dan aman.
 

Sumber: https://pathlock.com/learn/what-is-erp-data-security/
 

Artikel Terbaru